Beranda Bisnis Online Syair Imam Syafii Cerpen Blogger Cirebon Youtube

Penyembab Gangguan Psikologi | Su'uzdon

“Hal orang-orang yang beriman, jauhilah segala macam prasangka, sebab sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan jangan/ah kamu mencari-cari keburukan orang lain. (Q.S. 49:12). 

Di tepi sungai Dajhlah, Hasan al-Basri melihat seorang pemuda duduk berduaan denganseorang wanita. Di samping mereka tergeletak sebotol arak, Hasan berkata dalam dirinya,“Alangkah bejalnya orang itu dan alangkah baiknya kalau ia seperti akuf' Tiba-tiba ia melihat sebuah perahu di tengah sungai oleng dan perlahan-lahan tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi segera terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir mati kelemasan. la berhasil menyelematkan enam dari tujuh penumpang perahu tadi, kemudian ia berpaling pada Hasan al-Basri da-n berkata, “Jika Anda memang lebih mulia dari saya, maka dengan nama Allah, selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong." Sayang, Hasan al-Basri tidak berhasil menyelamatkannya. Lelaki itu pun berkata, “Tuan, sebenarnya wanita yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan arak. lni hanya untuk menguji Tuan." Hasan al-Basri tertegun, lalu berkata, “Kalaubegitu, sebagaimana Anda lelah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya lenggelam kedalam air, maka selamatkanlah pula saya dari tenggelam ke dalam kebanggaan dan kesombongan.“ Orang itu menjawab, “Mudah-mudahan Allah mengabulkan permintaan Tuan." (dikutip dari Tabloid MQ, Edisi 2/Th.II|/Juni 2001).

Merupakan suatu kenikmatan besar apabila hati kita masing-masing tidak ternoda sedikit pun oleh prasangka buruk (su'uzon) pada orang lain. Pemikiran-pemikiran negatif terhadap orang lain secara tidak sadar merusak keseimbangan psikologis kita. Curiga terhadap kebaikan orang, menuduh telangga korupsi hanya karena beli sedan baru. menganggap saudara kita rakus karena ngotot ingin dapat warisan. menilai rekan kerja menjilat atasan karena sering terlihat makan siang bersama, mengira teman sombong karena tidak membalas senyum kita, adalah sebagian dari bentuk-bentuk su'uzon yang kita lakukan sehari-hari.

Celakanya, kita sering beranggapan bahwa prasangka kita terhadap orang lain adalah suatukebenaran. Jika kita beranggapan bahwa rekan kerja penjilat, seterusnya kita akan menganggap dia penjilat. 'Segala perbuatan rekan kerja ini selalu kita hubungan dengan upaya dia menjilat atasan Ketika ia mendapat penghargaan atas prestasinya, kita pun menyimpulkan bahwa atasan berhasil dijilat sehingga memberinya penghargaan. Padahal kalau mau jujur, ternyala kita buta terhadap prestasi-prestasi kecil yang ia capai.
Cerita Bahaya Su'uzdon
Kita tidak mau tahu kalau rekan ini sering masuk tepat waktu, tidak pernah absen selamasalu lahun kerja, mengerjakan tugas on-time, jarang terlihat buang-buang waktu denganngobrol dan baca koran Kita hanya memikirkan berapa sering ia makan slang dengan atasah,bicara dengan atasan, ke rumah atasan, kirim buah-buahan ke atasan. lnilah su'uzon.!Barangkali kita masih ingal tenlang kisah kucing yang mati di tangan majikannya. Kucingini disuruh menjaga anak majlkannya yang masih bayi selama si majikan pergi. Dengan penuh perhatian kucing itu melindungi bayi dari gangguan kecil seperti gigitan nyamuk. Takdisangka, seekor ular berbisa mendekati si bayi. Tanpa ragu kucing ilu berkelahi dengan ular untuk melindungi si bayi. Pertarungan ilu dimenangkan tipis oleh si kucing. Dengan berdarah-darah, sikucing menghampiri majikannya yang baru pulang. Bukan simpati yang didapat, malah pukulan dan siksaan bertubi-tubi yang diterima kucing malang itu. Apa sebab? Karena si majikan sudah berprasangka buruk terhadap kucing itu.Dikiranya kucing ilu sudah melukai bayinya karena dia melihat darah di mulut si kucing. Akhirnya kucing itu mati di langan majikannya sendiri.

Kila lebih sering berperan sebagai majikan dalam cerita di atas. Betapa banyak “kucing-kucing" yang “mati” di tangan kita karena su‘uzon yang kita lahirkan. Tetangga yang punya mobil baru berubah menjadi “kucing” kalau kita menganggapnya sebagai hasil korupsi. Dosen yang pelit kasih nilai berubah menjadi “kucing” kalau kita berpikiran dia harus disogok dulu. Teman yang memuji-muji kita juga bisa menjadi "kucing" kalau kita mengira dia mau pinjam duit. Dan mereka pun kita “bunuh" dengan pukulan ghibah (gunjingan) bertubi-tubi yang kita sebarkan pada orang lain. Kila ceritakan prasangka-prasangka buruk kita terhadap mereka kepada orang lain, walaupun dugaan kita itu tidak terbukti. Kita sudahmemfitnah mereka dengan su‘uzon kita, dan itu berarti kita sudah membunuh mereka.Maka tidak bisa tidak, penyakit su’uzon ini harus kita bersihkan dari hati kita. Karena su‘uzon, elite polilik tidak akur. Karena su'uzon, silaturahmi bisa retak. Karena su’uzon, banyak sekali orang yang tidak berdosa dibakar massa karena dikira maling. Karena su'uzon juga kedudukan kita makin rendah di hadapan Allah SWT.

Bahkan menurut pakar psikologi, apa yang kita pikirkan tentang orang lain membuat orang lain berpikiran sama tentang kita. Kila menganggap orang lain sombong, maka orang lain pun akan menganggap kita sombong. Meski pandangan ini belum terbukti secara ilmiah, namun dalam praklek kehidupan sehari-hari kita bisa membuktikan kebenaran argumen ini. Anggap saja leman kita yang ber-IPK tinggi itu hasil menyontek, maka kemungkinan besar la juga akan menganggap kita suka menyontek. Kaiau su‘uzon terhadap manusia saja dilarang, apalagi su'uzon pada Allah SWT.

Hukum psikologi juga berlaku pada hubungan transendenkita dengan Tuhan. Ana inda zhanniabdi. Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap Aku, demiklan firman Allah dalamsebuah hadits qudsi. Sebenarnya cara unluk tidak su‘uzon sangat sederhana, meskipun tidak mudah. Kalau ada sesuatu yang ganjil atau membual hati kita gelisah, cobalah kita cari alasan-alasan yang bisa menutupi pikiran buruk kita. Sopir angkot yang terus-menerus menarik penumpang meski angkotnya sudah penuh, jangan kita langsung beranggapan bahwa dia orang yang hanya mengejar uang tanpa memikirkan penumpang. Siapa tahu sopir  angkot itu butuh uang banyak karena ada anggota keluarganya yang sakit parah dan butuh biaya. Atau mungkin uang Sekolah anaknya. Bisa jadi juga karena uang setorannya naik. Kita harus bisa mencari-cari kemungkinan seperti ini yang seringkali tidak pernah kita pikirkan akibat nafsu kita untuk mencari keburukan orang lain lebih besar.

Teman kita yang pernah kita tolong sudah lama tidak silaturahmi ke rumah. Jangan kitaberanggapan kalau dia lupa balas budi, tidak tahu diri. Mungkin saja teman kita ilu ditakdirkan Allah sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak sempat ke rumah. Barangkali dia pernah menelpon kita beberapa Kali unluk sekedar menanyakan kabar, namun setiap dilelepon kita tidak pernah ada di rumah. Bukankah kemungkinan seperti itu tidak mustahil terjadi? Tetangga-telangga di kompleks yang awal bulan Ramadhan rajin ke masjid, tiba-tiba tidak pernah terlihat lagi di masjid pada pertengahan Ramadhan. Jangan berpikiranbahwa mereka adalah orang-orang yang tidak istiqomah, pemalas, lebih suka nonton sinetrondi rumah. Siapa lahu mereka sedang sholat tarawih di masjid lain karena ingin mendapat ilmubaru yang tidak didapatkan di masjid kompleks. Merupakan hal yang wajar kalau seseorang tidak terus-menerus sholat di rnasjid yang sama. 

Maka marilah kita mulai hari ini dengan membersihkan hati dari su'uz.on. Setiap ada sesuatu yang mengundang prasangka buruk,cobalah tekankan pada kemungkinan positifnya. Lebih baik berprasangka baik lapi kenyataannya buruk daripada berprasangka buruk tapi kenyataannya baik. Jika kita menyebarkan kebaikan orang padahal orang itu tidak memiliki kebaikan tersebut, ini adalah akhlak Allah. Namun jika kita menyebarkan keburukan orang padahal orang itu tidak  memiliki keburukan tersebul, itu namanya fltnah. Jika sudah begini, kita harus berjiwa besar seperli Hasan al-Basri yang segera meminta maaf dan rneminta orang yang disu'uzonkannya mendoakan  dirinya agar terhindar dari kesalahan yang sama.

Orang yang difilnah termasuk orang yang dizhalimi. Bukankah menurut Nabi doa orang yang dizhalimi itu tidak ada balas (hijab) dengan Allah (HR. Uqaili dari Abu Hurairah)? Dan salah satu nasihat Rasulullah SAW terhadap Imam Ali: Wahai Ali, jika engkau ingin agar pujian alasmu lersebar baik di dunia maupun di akhirat, tahanlah lisanmu dari menggunjing manusia, Barangsiapa yang menggunjing manusia, Allah menolongnya di dunia dan di akhirat. Perlolongan-Nya di dunia ialah bahwa tidak ada seorang pun memperolehnya kecuali para malaikat pasti mendustakannya. Dan perlolongan di akherat adalah ampunan Allah alas kejelekan yang diperbuat dan diterima kebaikan yang dibual. Wallahu A’lam.

Terima kasih anda sudah membaca Penyembab Gangguan Psikologi | Su'uzdon, Baca juga artikel lainnya diblog Rojay Creative blog anti galau ini, semoga bermanfaat. kumpulan Nasehat Imam Syafi'i

Oleh: Muhammad Zulkifli, S.Sos 
dikutip dari Media Pembinaan N0. 08/ XXVIII November 2001

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih sudah berkunjung di blog Rojay Creative.. Silahkan Tinggalkan Komentar..