Seiring bersamaan dengan semaraknya syiar Islam yang diejawantahkan dan berbasis dari Mesjid sentris, maka kemunculan dan lahirnya ikatan-ikatan remaja Mesjid IRMAS atau apapun namanya tak perlu dianggap hal yang aneh. Mengingat alasan eksistensi dari fenomena atau raison d'etre dari hal tersebut mudah dipahami atau dicari alasan filosofisnya.
Sebagai ikatan, organisasi forum bagi berkumpulnya anak muda-mudi IRMAS yang notabenerepresentasi dari kesadaran akan pentingnya peningkatan dakwah lslamiah dengan segala variasinya juga merupakan refleksi dari sebuah komponen bagi tegaknya struktur pemberdayaan pemuda (Young Man Empowerment) dalam koridor kehidupan yang lslami.Konsekuensi logisnya dengan berbagai programnya, remaja Mesjid senantiasa mengadakan agenda-agenda kerja dengan visi dan misi yang jelas dan tegas dengan komitmen keumatan dan ketuhanan. Sekaligus juga dalam rangka sustainable moral development alias pembangunan moral secara berkelanjutan. Berbagai kegiatan diantaranya pengajian rutin mingguan. dialog keagamaan, tadabbur alam, kerja bakti, latihan kepemimpinan dan berbagai kegiatan lainnya yang pada dasarnya usaha meningkatkan sumber daya manusia yang handal disertai penanaman keimaman dan ketaqwaan pada Allah SWT.Dengan tujuan pokok melahirkan dan menciptakan kader-kader atau generasi yang punya pola pikir dan zikir yang simetris untuk menghadai tantangan zaman yang semakin kompleks. Dan dalam konteks ini pula peranan kepemimpinan pemuda dicoba. Bukankah pemuda sekarang adalah pemimpin masa depan.
Dalam perspektir humanis, keberadaan IRMAS merupakan wahana yang tepat dan strategisuntuk melahirkan pemuda-pemudi yang potensial yang menghargai kemanusiaan humanisme secara universal dalam perspektif positif konstruktif. Dimana pluralisme kemanusiaan baik agama, budaya, etnis dan lain-lain bukankah dianggap suatu ancaman melainkan sebagai suatu mozaik atau ornamen untuk dijadikan cambuk bagi kita terutama bagi para pemuda untuk lebih meningkatkan kualitasdiri (Pikir dan Zikir) kearah yang lebih baik.
Begitu pula dalam perspektif sosiologis peran dan keikutsertaan pemuda dalam mewujudkan civil society dituntut ekstra keras. Sebagai komponen yang cukup signifikan untuk memberiwarna dan arah pembangunan. Hal ini dapat dimengerti karena hukum alam atau sunattullah bagi suksesi kepmimpinan. Dan dalam konteks ini pula, kiprah para pemuda atau remaja Mesjid perlu diaktualisasikan dalam tataran praktis yang real dan nyata. Karena telah terbiasa dalam ikatan remaja Mesjid, Forum pengajian dan kegiatan-kegaitan keagamaan yang senantiasa dalam memecahkan berbagai hal selalu dengan jalan demokratis dan menjunjung tinggi hak azasi manusia (HAM) walau dalam skala mikro namun implikasinya sungguh besar bagi bekal dalam hidup bermasyarakat. Bukankah pula masyarakat merupakan cermindari komunitas kecil. Dalam kehidupannya baik dalam konteks berbangsa, bernegara terlebih-lebih dalam kehidupan beragama, para pemuda yang telah ditempa dalam organisasi keagamaan (Remaja Mesjid) tentu semakin arif dan bijaksana dalam menyikapi berbagai problem yang ada di masyarakat. Kemudian mencari solusinya dengan pendekatanmusyawarah democracy approach yang senantiasa mengacu pada Al-Qur‘an dan HadisNabi yang akhirnya ditemukan titik temunya serta selesailah berbagai persoalan di masyarakat tanpa ada pihak yang merasa kalah atau dirugikan. Dengan sendirinya pulawin-win solution tenivujud dan zero sum game terhindari. Dan semuanya merasa senang dan puas.
Walhasil, itulan pentingnya akan keberadaan organisasi, forum atau ikatan (apapun name-nya) remaja Mesjid di masyarakat kita, yang keberadaannya betul-betul dirasakan umat sebagai moral force dan tentu juga mudah-mudahan akan menjadi pilar civil society yang punya bergaining positon vis a vis dengan negara demi meraih hidup yang lebih baik dan lslami. Amin.Akhirnya dari wacana di atas menyeruakanlah secuil pertanyaan kepada kita semua, sudahkah di mesjid kita semua terbentuk ikatan, forum atau organisasi remaja Mesjid? Credo quia absurdum, aku percaya karena demikianlah sesungguhnya!
Sekian Artikel Mengenai Remaja Masjid Perspektif Humanis dan Sosiologis, baca juga mengenai artikel lainnya Skandal Serta Kebusukan Yahudi, Bid'ah adalah kalimat Sensitif
Oleh : Ence Sumirat
Dikutip : Media Pembinaan N0. 12/ XXVlll Maret 2002
Sebagai ikatan, organisasi forum bagi berkumpulnya anak muda-mudi IRMAS yang notabenerepresentasi dari kesadaran akan pentingnya peningkatan dakwah lslamiah dengan segala variasinya juga merupakan refleksi dari sebuah komponen bagi tegaknya struktur pemberdayaan pemuda (Young Man Empowerment) dalam koridor kehidupan yang lslami.Konsekuensi logisnya dengan berbagai programnya, remaja Mesjid senantiasa mengadakan agenda-agenda kerja dengan visi dan misi yang jelas dan tegas dengan komitmen keumatan dan ketuhanan. Sekaligus juga dalam rangka sustainable moral development alias pembangunan moral secara berkelanjutan. Berbagai kegiatan diantaranya pengajian rutin mingguan. dialog keagamaan, tadabbur alam, kerja bakti, latihan kepemimpinan dan berbagai kegiatan lainnya yang pada dasarnya usaha meningkatkan sumber daya manusia yang handal disertai penanaman keimaman dan ketaqwaan pada Allah SWT.Dengan tujuan pokok melahirkan dan menciptakan kader-kader atau generasi yang punya pola pikir dan zikir yang simetris untuk menghadai tantangan zaman yang semakin kompleks. Dan dalam konteks ini pula peranan kepemimpinan pemuda dicoba. Bukankah pemuda sekarang adalah pemimpin masa depan.
Dalam perspektir humanis, keberadaan IRMAS merupakan wahana yang tepat dan strategisuntuk melahirkan pemuda-pemudi yang potensial yang menghargai kemanusiaan humanisme secara universal dalam perspektif positif konstruktif. Dimana pluralisme kemanusiaan baik agama, budaya, etnis dan lain-lain bukankah dianggap suatu ancaman melainkan sebagai suatu mozaik atau ornamen untuk dijadikan cambuk bagi kita terutama bagi para pemuda untuk lebih meningkatkan kualitasdiri (Pikir dan Zikir) kearah yang lebih baik.
Begitu pula dalam perspektif sosiologis peran dan keikutsertaan pemuda dalam mewujudkan civil society dituntut ekstra keras. Sebagai komponen yang cukup signifikan untuk memberiwarna dan arah pembangunan. Hal ini dapat dimengerti karena hukum alam atau sunattullah bagi suksesi kepmimpinan. Dan dalam konteks ini pula, kiprah para pemuda atau remaja Mesjid perlu diaktualisasikan dalam tataran praktis yang real dan nyata. Karena telah terbiasa dalam ikatan remaja Mesjid, Forum pengajian dan kegiatan-kegaitan keagamaan yang senantiasa dalam memecahkan berbagai hal selalu dengan jalan demokratis dan menjunjung tinggi hak azasi manusia (HAM) walau dalam skala mikro namun implikasinya sungguh besar bagi bekal dalam hidup bermasyarakat. Bukankah pula masyarakat merupakan cermindari komunitas kecil. Dalam kehidupannya baik dalam konteks berbangsa, bernegara terlebih-lebih dalam kehidupan beragama, para pemuda yang telah ditempa dalam organisasi keagamaan (Remaja Mesjid) tentu semakin arif dan bijaksana dalam menyikapi berbagai problem yang ada di masyarakat. Kemudian mencari solusinya dengan pendekatanmusyawarah democracy approach yang senantiasa mengacu pada Al-Qur‘an dan HadisNabi yang akhirnya ditemukan titik temunya serta selesailah berbagai persoalan di masyarakat tanpa ada pihak yang merasa kalah atau dirugikan. Dengan sendirinya pulawin-win solution tenivujud dan zero sum game terhindari. Dan semuanya merasa senang dan puas.
Walhasil, itulan pentingnya akan keberadaan organisasi, forum atau ikatan (apapun name-nya) remaja Mesjid di masyarakat kita, yang keberadaannya betul-betul dirasakan umat sebagai moral force dan tentu juga mudah-mudahan akan menjadi pilar civil society yang punya bergaining positon vis a vis dengan negara demi meraih hidup yang lebih baik dan lslami. Amin.Akhirnya dari wacana di atas menyeruakanlah secuil pertanyaan kepada kita semua, sudahkah di mesjid kita semua terbentuk ikatan, forum atau organisasi remaja Mesjid? Credo quia absurdum, aku percaya karena demikianlah sesungguhnya!
Sekian Artikel Mengenai Remaja Masjid Perspektif Humanis dan Sosiologis, baca juga mengenai artikel lainnya Skandal Serta Kebusukan Yahudi, Bid'ah adalah kalimat Sensitif
Oleh : Ence Sumirat
Dikutip : Media Pembinaan N0. 12/ XXVlll Maret 2002
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih sudah berkunjung di blog Rojay Creative.. Silahkan Tinggalkan Komentar..