Aku harus memacu percepatan diri
- Waktu adalah barang paling berharga untuk kujaga. Karena ia adalah barang yang paling mudah hilang dariku.
- Bagiku yang ingin memacu percepatan diri, waktu adalah kuncinya. Orang bodoh adalah orang yang diberi modal hidup berupa waktu kemudian ia sia-siakan
- Aku tidak boleh melakukan sesuatu yang sia-sia, sebab semua yang dilakukan sangat pasti memakan waktu. Padahal waktu itu sangat berharga, mana mungkin sesuatu yang sangat berharga diisi dengan sesuatu yang sia-sia (mubadzir), apalagi perbuatan sia-sia itu adalah perbuatan syetan.
- Pastikan waktu yang kugunakan hanya diisi dalam rangka memacu dan menempa kemampuan diri.
- Pastikan setiap jam, setiap hari, setiap minggu yang aku lalui harus selalu benar-benar full manfaat dan lebih dari yang orang lain lakukan.
- Kalaulah aku melihat orang lain belajar lima jam sehari, maka aku harus punya bonus waktu belajar lebih dari lima jam seperti yang orang lain lakukan.
- Jangan sia-siakan waktu. Dalam segala hal buatlah program, perencanaan yang matang, cermat, dan rasional. Sehingga waktu kita efektif hanya digunakan untuk hal-hal yang dapat meningkatkan kemampuan dan mutu diri.
Aku harus memasuki system yang Kondusif
- Ternyata sistem yang aku masuki akan sangat-sangat mempengaruhi percepatan diriku. Salah dalam memilih sistem, memilih lingkungan, maka akibatnya pun akan segera aku rasakan. Karenanya siapapun yang ingin memiliki percepatan diri yang baik untuk menjadi unggul, harus mencari sistem, lingkungan, atau teman-teman yang berkualitas.
- Sistem yang memiliki keunggulan lebih dari standar biasa, lingkungan yang memuliakan perilaku yang terjaga, teman yang memiliki kehalusan budi pekerti yang tinggi. Apabila aku masuk dalam sistem seperti ini, maka imbasnya adalah pada diriku jua. Percepatanku akan terkatrol untuk menjadi unggul dan bermutu.
- Agar aku memiliki pribadi unggul, tangguh, dan prestatif, maka aku pastikan untuk tidak salah dalam memilih pergaulan. Sebab, salah dalam memilih lingkungan, salah dalam memilih sistem, berarti telah salah dalam memilih kesuksesan.
Aku harus berdaya sang Positif
- Pepatah mengatakan bahwa, lebih baik jadi juara dua diantara para juara umum, daripada jadi juara satu dari yang lemah, atau juara utama dari yang terbodoh. Karena buatku bukan jadi juaranya, tapi bagaimana memompa kemampuan optimal dalam hidupku. Lebih baik juara diantara para juara, daripada juara diantara yang kalah.
- Pantang bagiku sebel melihat bintang kelas, namun justru harus kupelajari bagaimana ia bisa jadi bintang kelas, lalu aku menekadkan diri untuk dapat lebih baik dari dia.
- Berani bersaing secara sehat dan positip bagiku adalah kunci menuju gerbang kesuksesan.
Aku harus mampu bersinergi
- Aku pahami bahwa dengan berjamaah akan melahirkan team work yang solid. Dimana nanti hasilnya akan jauh lebih besar, lebih dahsyat, atau lebih unggul dibandingkan kalau aku melakukannya sendiri.
- Makin besar kekuatan sinergi yang kulakukan dalam setiap kali berinteraksi dengan orang lain, maka akan makin besar pula kemampuan yang aku hasilkan.
- Aku sadari bahwa jika seorang yang pintar bertemu dengan seorang yang yang pintar akan bertambah pintar. Sinar Laser dapat menembus benda-benda tertentu karena sinar laser terdiri dari gelombang-gelombang yang memiliki harmoni yang sama, yang akhirnya ia dapat menembus baja yang tidak mungkin ditembus oleh sinar biasa.
- Aku pahami bahwa dalam Islam 1 + 1 bukan 2 tapi 11. Maka, aku harus hidup berjamaah, harus senang hidup berjamaah. Inilah kekuatan yang akan membuatku jadi unggul.
- Aku lakukan bernchmaking (studi banding) ke institusi lain sebagai bahan bandingan, dan ini sangat penting bagiku. Hal ini agar pemikiranku terus berkembang kemampuannya, tidak mandeg atau disitu-situ saja.
- Aku tidak meremehkan siapapun, setiap ketemu orang tekadku adalah harus jadi sarana perubahan dan penambahan wawasan. Sebab kalau aku sudah merasa pintar sendiri atau kalau aku sudah merasa yang terbaik, yang terbagus, yang paling pintar, maka sebenarnya aku telah jadi yang ter-bloon.
Aku Harus jago dalam menejmen kalbu
- Aku harus mampu mengendalikan suasana hatiku ini. Kalau hatiku gembira, maka aku gembira, kalau hatiku sedih, maka sedihlah diriku, kalau hatiku dongkol, ngambek, maka seperti itulah diriku.
- Aku ingat selalu pepatah, "Kekayaanku adalah hatiku, apapun yang engkau lakukan, yang penting jangan kau curi hatiku".
- Aku tidak akan sebel pada siapapun, termasuk kepada orang yang menghinaku. Toh itu suara-suara dia, mulut-mulut dia, mengapa mesti pusing-pusing? Karena kalau aku sudah sebel ke seseorang berarti aku telah menghabiskan banyak energi untuk memikirkannya.
- Aku meyakini bahwa jikalau aku tidak bisa menata hatiku ini, maka waktuku akan habis meladeni kebusukan hati ini. Aku akan terhambat, tidak akan berprestasi karena energiku habis untuk memikirkan orang lain, naudzhubillah.
- Aku meyakini jikalau aku tidak mampu mengelola hati, aku akan kerepotan dalam menghadapi hidup ini. Rasulullah SAW bersabda, "Ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama kalbu (hati)." (H.R. Bukhari-Muslim).
Insya Allah bagi mereka yang jago dalam manajemen kalbu-nya, maka selamat menjadi pribadi unggul. demikian artikel 5 kunci menjadi manusia yang Unggul